Mengenai Saya

Foto saya
--pecundang,,yang hanya berperan sebagai pemeran pembantu,,bebas,,dan gak suka aturan--

Minggu, 04 Oktober 2009

crazy stories

SID VICIOUS
Nama lahir John Simon Ritchie
Lahir London, 10 Mei 1957
Wafat New York, 2 Februari 1979

Ini dia cerita si bengal, si gila, si drugs addict, si pembuat keonaran sepanjang masa, mantan bassist sex pistols, SID VICIOUS.
Sid Vicious sendiri lahir dengan nama John Simon Ritchie, tanpa status pernikahan dari kedua orang tuanya, dan dia dibesarkan oleh ibunya Anne Randall. Nama Sid Vicious diberikan oleh partner in crime nya John Lydon. Sid berasal dari nama tikus peliharaan John Lydon sedangkan vicious dikasih gara-gara tikus itu pernah menggigit tangan bokap John. Jadilah Sid Vicious. Cadaaaassss…
Sid kecil memulai sekolah SDnya di Soho Primary School meskipun akhirnya dia sering berpindah-pindah karena sering dijadikan bahan ejekan teman-temannya, gak heran juga kalo dia jadi pribadi yang penyendiri.

Tidak lama setelah itu Anne (ibu Sid) diajak kawin oleh Chris Beverley (seorang pria mapan dan kaya). Jadilah kehidupan mereka sedikit lebih baik daripada sebelumnya. Beberapa bulan setelah menikah, Chris meninggal karena sakit. Apes banget emang nasib Anne dan Sid.

Setelah ibunya menikah dengan Chris, sebenarnya Sid bersekolah di sekolah orang kaya, tetapi hal itu malah membuat jiwa Sid menjadi pribadi pembangkang, dia mulai muak dengan peraturan yang kelewat ketat yang diterapkan oleh sekolahnya, contohnya aja, dia cuek biang ke senior-seniornya kalo dia sudah nggak percaya lagi ama yang namanya Tuhan, (Beeeeehhh gilaaaaa)...
Sampai pada akhirnya saat umurnya menginjak 14 tahun dia mulai suka melakukan hal-hal aneh di kamarnya, seperti berdandan ala cewek dll.. "Tapi gue cuma ngelakuinnya sekitar dua bulan, gak tau kenapa, gue suka eksperimen dengan seks, gue nggak tertarik dengan straight sex waktu itu" kata Sid. Ibunya kebingungan melihat keanehan Sid, bayangin aja, Sid keluar masuk sampai lima sekolah dan selalu bayar mahal untuk pendaftarannya.

Sadar diri, akhirnya Sid men-DO-kan diri dan mulai bekerja serabutan menjadi buruh pabrik. Tapi nggak lama setelah itu Sid pengen sekolah lagi dan diapun masuk ke sekolah fotografi di Hackney College of Futher Education. Disinilah dia bertemu dengan John Lydon yang jadi partner in crime nya bertahun-tahun. Mereka berdua sering ngelakuin hal gila seperti bereksperimen dengan dandanan (Sid ngecat kukunya dengan pernis yang mengkilat dan jalan-jalan pake sandal, sedangkan si John bikin rambutnya jadi kriwil-kriwil jadi gede banget).

Karena kelakuan Sid semakin gila, Anne dan Sid melakukan "gencatan senjata", mereka berdua sepakat untuk berpisah sementara. Sid tinggal bersama John di belakang stasiun kereta api. Pertemanan mereka berdua emang tergolong unik karena saling mengisi. John menularkan sifat humorisnya kepada Sid yang penyendiri. Sementara John jadi ketularan cool dan sedikit punya dark side. Tapi mereka berdua punya kesamaan, apalagi kalo bukan narkoba. Mereka berdua pernah nenggak speed dalam suatu pesta. Eh, begitu digerebek polisi, Sid dan John malah nyerang tuh polisi sampe gigi depannya copot. Brutal abiezzz....


Untuk melanjutkan hidup, mereka berdua kerja serabutan (lagi). Dari kerja direstoran, toko sepatu sampe ngamen di stasiun kereta bawah tanah. Ada yang lucu soal ngamen di stasiun kereta. Ceritanya Sid udah siap dengan gitar, sementara John udah siap dengan biolanya. Tapi ada satu masalah. Mereka sama sekali nggak bisa memainkannya, yang ada mereka cuma joget-joget sambil megang instrumen itu sambil nyanyiin sebuah lagu dari Alice Cooper berulang-ulang. Hahahaha gilaaaaa….

Di saat itu Sid dan John juga punya geng yang suka nongkrong di suatu toko clothing di kawasan King’s Road. Toko yang punya nama “Sex” ini nantinya akan jadi titik awal masuknya Sid ke Sex Pistols. Geng Sid isinya empat orang yang menamakan dirinya Four John. Four John disini adalah karena anggotanya semua bernama John . Seperti yang sudah disebut, Sid punya nama John Simon, terus ada John Lydon, John Wardle dan John Gray.

Pemilik Sex, Malcolm McLaren dan Vivienne Westwood udah ngerti banget kalo keempat orang ini gila semua. Mereka benci yang namanya kemewahan dan glamoran kalangan jet set Inggris. Kadang mereka suka iseng ngebakar tangan mereka dengan rokok dan hal-hal menyakitkan lainnya. Cadaaasss…

Agustus 1975, Malcolm McLaren berniat untuk mengorbitkan band-band punk. Kebetulan, dia juga udah punya orang-orangnya. Di sana, udah ada gitaris Steve Jones, bassist Glen Matlock dan drummer Paul Cook yang sedang kerja part-time di Sex. Nah, kebetulan John Lydon yang masih sering nongkrong di Sex bisa menarik perhatian Malcolm. Atittude yang gila dan urakan bikin cowok yang pernah jadi manajer New York Dolls ini kesengsem. Nggak begitu lama, John Lydon pun diaudisi. Lagunya… tetep Alice Cooper! tapi suara John yang rada fals malah bikin cowok pirang ini diterima masuk band. Biar makin nge-punk, Malcolm mengganti nama John Lydon menjadi Johnny Rotten. So, berdirilah Sex Pistols dengan empat formasi: Johnny Rotten, Paul Cook, Glen Matlock, dan Steve Jones.

Penampilan mereka yang pertama adalah di St. Martin School of Art di West End pada 6 November 1975. Mereka dianggap membawa musik baru yang "berbahaya" karena jelas-jelas nggak enak didenger -apalagi suara vokalisnya- dan liar. Well, itulah yang dibawa Sex Pistols di awal-awal kemunculannya. Istilah punk pun mulai dikenal orang banyak. Steve Jones malah membuat pernyataan yang sampe sekarang dikenal orang sebagai imej Sex Pistols. Dia bilang, "We’re not into music, we’re into chaos!" Jadi punk itu emang 90 persen attitude, selebihnya musik.

Sampai tahun 1976, demam Sex Pistols melanda Inggris. Semua orang membicarakan band gila ini. Salah satu dari fans itu terselip Sid Vicious. Dia malah sempet ngiri gara-gara sahabatnya jadi vokalis. Lucunya, hubungan Sid dan Johnny yang dekat nggak ketauan personel Pistols lainnya.
Sid pun berusaha pengen kenal dengan anggota band lainnya. Kayak pengen diakuin, Sid selalu ingin membantu Pistols yang kadang beraksi nggak wajar (nih band nggak mau tampil berdasarkan jadwal, pengennya langsung tampil dadakan, dan kalo bisa di tempat yang nggak lazim). Tentu aja yang marah adalah pihak keamanan. Kalo udah gini, Johnny dkk sering mengancam akan berbuat rusuh. Nah, kalo udah ada komando rusuh dari Johnny, Sid pasti turun tangan bantuin Pistols.

Atittude punknya makin lama makin menjadi. Parahnya, Sid juga mengonsumsi narkoba jenis speed yang kadang disuntikkannya. Kalo udah gini, dia sering banget terlibat perkelahian di bar dan di pertunjukan band. Kelakuan Sid makin menjurus ke arah brutal. Setiap Pistols manggung, pasti ada keributan. Dan dalangnya pasti Sid Vicious. Dia pernah menghajar orang yang dudukin tempat Vivienne Westwood (temannya, desainer yang juga merancang pakaian di Sex) tanpa bilang-bilang. Entah cari perhatian atau nggak, tapi Sid lantas makin jadi icon buat Pistols. Apalagi dalam press release Pistols ada pernyataan "We Hate Everything". Pers makin yakin kalo Pistols adalah band rusuh.

Kelakuan Sid selalu dalam rangka membela temannya di Pistols. Dia malah pernah ribut sama sebuah band heavy metal gara-gara mereka nggak mau minjemin alat ke Pistols. Alhasil, Sid digebukin. Baginya nggak apa-apa digebukin asalkan ngebela temen. Sid pun mulai dapet perhatian dari anggota Pistols lainnya. This is solidaritas..

Sid juga sempet membentuk kelompok pecinta Sex Pistols bersama Billy Idol dengan nama Bromley Contingent. Nggak cuma itu, dia juga sempet membentuk band dengan nama Siouxie and The Banshees. Meskipun faktanya sid ini tidak bisa bermain musik. Selain itu dia juga sempet membentuk band iseng bernama The Flower of Romance. Dibilang band iseng karena dibentuk di studio, nggak pernah bikin rekaman, dan malah nggak pernah manggung. Dasar!

Trademark rusuh makin lekat pada Pistols. Salah satu peristiwa dahsyat terjadi di 100 Club Punk Festival. Pada saat Pistols manggung, Sid melempar gelas ke arah panggung. Tapi gelas itu malah membentur pilar ruangan. Pecahannya mengenai mata seorang pengunjung cewek. Belakangan diketahui kalo cewek itu jadi buta lantaran insiden itu. Alhasil, Sid ditahan polisi. Pistols didenda. Pers menjuluki Sid sebagai anggota ke-5 Pistols. Ujung-ujungnya 100 Club nggak boleh ngadain gig lagi. Apes!

Lagi dirundung masalah, ternyata ada kabar bagus. Malcolm, sang manjer berhasil nembusin Pistols ke label EMI dengan advance sebesar 40 ribu pound. Man, angka itu gede banget untuk ukuran band yang belum dikenal. Tapi karena udah nggak boleh manggung, EMI jadi ngerasa malu punya band bengal.

Tapi lagi-lagi Sid datang menolong. Pistols pun diselundupin di setiap festival punk. Band The Flower of Romance jadi cover-na. Begitu The Flower dipanggil, yang muncul malah Pistols. CaDas!!!! Seru abis.

Di balik serunya kerusuhan Pistols, ternyata band ini punya masalah intern. Siapa yang ngira kalo ternyata sang bassist Glen Matlock nggak disuka ma personel lainnya. Alasannya karena dia terlalu kalem dan berasal dari kelas menengah. Terus? Ya, ternyata kondisi itu dianggap kurang radikal oleh personel lain.

Mereka pun berpikir untuk menendang Glen Matlock keluar. Dan… enter Sid!

Sex Pistols pun bubar gara-gara Sid Vicious. Sid Vicious terlalu dekat dengan pacarnya Nancy Spungen. “Kami udah muak ngeliat tingkah violence-nya. Gara-gara dia juga, konser kami di Winterland berantakan," begitu kata Steve Jones kepada tabloid musik Inggris NME. Sid dan nancy adalah romeo n Juliet nya punk, mereka adalah john dan yoko dalam versi sinting, mereka sam-sama gila, kehidupan mereka sehari-hari adalah seks, menikmati narkoba dan saling memaki-pukul-tendang. Suatu kali muka Nancy bengap karena kepalanya dipukul oleh sid, tapi hebatnya, nancy yang sedang high tidak kesakitan dan menganggap tindakan itu bukan penyiksaan.

Udah gitu praktis Steve dan Paul Cook cabut nggak mau ketemu Sid lagi. Sementara Johnny Rotten langsung hilang tanpa kabar. Malcolm sebagai manajer pun udah ngerasa kalo band yang dikelolanya udah nggak mungkin bisa diterusin.

Tapi bukan manajer kalo nggak bisa mencari peluang. Di antara kericuhan Pistols, Malcolm pun akhirnya tetap memutuskan untuk memanajeri Sid. Soalnya ada seorang sutradara yang tertarik mau membuat film dokumenter dan musikal berjudul Rock n Roll Swindle. Film ini sebenernya cuma film dokumenter musik yang dibalut sama perjalanan karir Sex Pistols. Serunya, syuting film ini dilakukan di Paris. Dan lucunya, cuma Sid yang jadi pusat perhatian. Sementara personel Pistols yang lain ogah berangkat ke Paris, Johnny Rotten cuma kebagian diwawancara terpisah. Sementara Steve dan Paul nggak pernah muncul.

Februari 1978, Sid berangkat bareng Nancy ke Perancis untuk syuting. Di Paris mereka hidup mewah di hotel mahal. Maklum, mereka kan dibayarin sama label. Malah, sebelum menginjakkan kaki di Paris, Sid sempet OD alias overdosis pas pesawatnya transit di New York. Yang ada dia langsung dibawa ke RS Jamaica untuk di-detox.

Balik ke syuting film, Sid emang nggak suka sama film. Makanya, part adegannya nggak sukses terus alias jelek. "Gue nggak suka akting. Abis jadi orang yang bukan diri kita sendiri. It’s all bullshit!" kata Sid. Beeeehhhh….

Seluruh kru film sempet bingung ngebujuk Sid untuk berakting. Akhirnya cuma Nancy doang yang bisa membujuknya untuk mulai akting. Syaratnya, Sid dibolehkan ngerombak lagu ciptaan Paul Anka yang berjudul 'My Way' (yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra). Ada bagian lirik lagu My Way yang diacak-acak menjadi I ducked the blows / I shot it up / and killed a cat. Gila!
Waktu adegan My Way ini digambarkan Sid sebagai solois yang bergaya rapi. Terus di akhir lagu, dia nembakin penonton dengan pistol. Wah, untung cuma syuting!

Lagi asik bikin film, mereka balik ke London. Tiba-tiba Sid ketemu sama temen lamanya, Glen Matlock. Masih inget, kan? itu lho bassist Pistols sebelum Sid masuk. Walaupun media menulis soal "persaingan" mereka, tapi sebenernya antara Sid dan Glenn masih terjaga pertemanannya.
Setelah nongkrong di bar bareng, mereka sepakat ngebentuk band. Band yang akhirnya diberi nama The Vicious White Kids ini juga mengajak Rat Scabies dari The Damned dan Steve New. Sid pun naik pangkat jadi vokalis (soalnya udah pasti Glenn yang mengisi posisi bassist).

Pertunjukan pertama band dadakan ini berlangsung sesaat setelah mereka menggelar audisi. Di situ Nancy ikutan jadi backing vokal. Konser yang diadakan di Electric Ballroom London ini lumayan dapet tanggepan asik dari penonton.

Nancy dan Sid hidup slenge’an ala rock star di New York, mereka langsung check-in di Chelsea Hotel, di West 23rd Street. Hotel ini udah terkenal banget sebagai surga narkoba bagi para artis yang singgah di New York.

Sid dan Nancy udah bagai zombie berjalan. Duit 15 ribu pound yang diberi dari Malcolm habis dalam beberapa hari hanya untuk membeli heroin dan morphine. Nancy udah mengalami gangguan ginjal, sementara kelakuan sadomasochis Sid semakin parah gara-gara drugs. Waktu itu dia belum genap 21 tahun.

Lagi asik-asiknya teler, Sid dan Nancy masih nekat ngeladenin wawancara untuk film punk documentary Dead On Arrival. Di wawancara itu, cuma Nancy yang sanggup menjawab semua pertanyaaan. Sementara itu Sid udah fly berat dan sesekali mencoba menyundut muka Nancy dengan rokok. Mereka juga sempet datengin scene punk di kota New York. Dan Sid seperti biasa jadi tamu istimewa yang didaulat nyanyi di panggung. Cowok yang doyan pake kalung bermata gembok ini menyanyikan My Way dengan menggantikan total liriknya menjadi I killed the cat. Alasannya, karena dia lupa liriknya. Dasar!

Kelar acara itu, tepatnya dari awal Oktober 1978, mereka berdua langsung mengisolasi diri di kamar hotel. Dan suatu pagi di tanggal 12 Oktober 1978, kamar nomer 100 tempat mereka berdua menginap ramai didatengin polisi New York. Di dalamnya Sid sedang diinterogasi.
"Kenapa kamu lakukan itu, Kid?

"Ngelakuin apa?"

"Kenapa kamu membunuhnya?"

"Gue nggak membunuhnya."

Sid duduk termenung dengan borgol di tangan. Sementara di bathtub kamar mandi terbaring jasad Nancy Spungen bersimbah darah. Perutnya ditusuk pisau. Banyak teori yang muncul seputar kenapa dan sama siapa Nancy terbunuh. Cuma karena hanya Sid yang selalu bersama Nancy seharian dan pisau yang ditemukan adalah milik Sid, tentunya semua orang langsung menuduh Sid sebagai pembunuh.

Sid langsung dibawa ke penjara Rikers Island. Selama empat hari dia ditahan di penjara yang terkenal brutal banget itu. Pengadilan kasus Sid digelar tanggal 13 Oktober 1978. Dia menghadapi tuduhan pembunuhan kelas dua. Dengan hukuman minimum 7 sampai 25 tahun, Sid baru boleh bebas dengan membayar uang jaminan 25 ribu pound. Dan untungnya Virgin Records setia membantunya. Pada 21 November 1978 Sid bebas dengan uang jaminan.

Kalo ada orang yang bener-bener setia menemani Sid selain manajernya di saat-saat genting, pasti lah sang ibu, Anne Beverley, yang udah bela-belain tinggal di New York. Manajer dan ibunya ini melakukan apa aja biar kasus pembunuhan Nancy makin jelas. Anne pun nggak segan-segan menandatangani kontrak dengan New York Post untuk kerjasama peliputan. Sementara Malcolm dilaporkan telah menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kematian Nancy Spungen. Di London, kaos bertuliskan Sid Is Innocent udah laku dicari orang.

Namun semua terlambat. Sid udah kehilangan Nancy. Jiwanya jadi terguncang. Malah, di suatu bar, dia nekat mengancam bunuh diri dengan menyiletkan bohlam pecah ke pergelangannya. Pernah juga Sid mencoba bunuh diri dengan loncat dari jendela hotel gara-gara sakaw. Untungnya Anne dan Malcolm cepat mencegahnya dan langsung melarikan Sid ke rumah sakit terdekat.

Saking udah kehilangan Nancy dan sakaw, Sid akhirnya ngelakuin kerusuhan lagi di sebuah bar bernama Hurrah’s di New York. Di situ dia terlibat perkelahian dengan seorang cowok gara-gara Sid menggoda pacarnya. Malangnya cowok itu terluka sampe membutuhkan lima jahitan. Nggak heran Sid harus menjalani 55 hari di penjara pada tanggal 9 December 1978 sampai dia bebas dengan uang jaminan (lagi) pada 1 Februari 1979.

Hampir dua bulan di penjara ternyata nggak bikin dia sober. Walau dia udah bisa dibilang bersih, tapi keinginan untuk nyuntik tetep besar. So, pas dia keluar penjara, hari itu juga ia menyuntik lengannya dua kali dengan heroin. Wajar aja, karena bukannya dibawa ke tempat yang aman sambil nunggu pengadilan, dia malah dibawa ke pesta temen-temennya. Untuk pertama kalinya Sid nyuntik lagi di tengah malam pas pesta lagi kenceng-kencengnya. Karena udah nggak terbiasa, dia terbangun pukul 3 pagi dan nyuntik untuk kedua kalinya….dan terakhir kali.

Setelah itu, Sid OD pada tanggal 2 Februari 1979. Ia meninggal disaksikan ibu dan teman-temannya. Waktu itu ia baru menginjak usia 21 tahun.

Tujuh tahun kemudian, sutradara Alex Cox membuat perjalanan kisah cinta Sid dan Nancy ke dalam sebuah film. Film yang berjudul Sid And Nancy: Love Kills ini dibintangi Gary Oldman sebagai Sid dan Chloe Webb sebagai Nancy. Di film itu juga diceritakan gimana peristiwa terbunuhnya Nancy (walaupun tetep tidak ditampilkan siapa pembunuh sebenernya).
Well, hidup rock n roll star ini emang sebaiknya berhenti. Seperti yang udah diramalkan Sid pada Januari 1978. "Gue akan mati sebelum umur 25 tahun. Dan kalo bener, gue mau hidup sesuka gue."


Mau lihat film Sid And Nancy: Love Kills??? Klik aja link di bawah ini.. setelah itu klik tulisan click me

Senin, 28 September 2009

musics

PEE WEE GASKINS

--band yang bikin tidur gw lebih gampang dan lebih nyenyak dengan lagu-lagunya,,serta bikin gw fearless--

"aku disini inginkan canda dan tawa,,teriak lepaskan beban terdalam"

personil facts (dari kiri ke kanan)

AldyKumis
Nama lengkap : Renaldy Prasetya
Lahir : Jakarta, 21 Juli 1990
Posisi di band : Drummer
Makanan Fav : Nasi

Omo
Nama Lengkap : Reza Satiri
Lahir : Jakarta, 20 Agustus 1988
Posisi di band : Synthesizer
Makanan Fav : Nasi goreng

Sansan
Nama : Fauzan
Lahir : Jakarta, 7 Januari 1986
Posisi band : Vokalis, gitaris
Makanan Fav : Tongseng

DOCHI
Nama lengkap : Alditsa Sadega
Lahir : Jogja, 26 Desember 1985
Posisi di band : Vokalis, gitaris
Makanan Favorit : Bebek

Eye
Nama Lengkap : Harry Pramahardhika
Lahir : Jakarta, 12 Agustus 1985
Posisi di Band : Bassist
Makanan Fav : Seafood

01. When Did Men Start Shaving Their Beards.mp3

02. Welcoming The Sophomore.mp3

03. Dibalik Hari Esok.mp3

04. Be Seen And Be Scene.mp3

05. On A Day Just Like This.mp3

06. Heartbreak Can Be A Good Business.mp3

07. Hadapi Dunia.mp3

08. Tentukan Hari Yang Terbaik.mp3

09. Everyday & Everynight.mp3

10. I Hang Out With Zombie Without Being One Of Them.mp3

11. Dorks Never Say Die.mp3

12. Berdiri Terinjak 2K9 (ft. Saski).mp3

13. Tatiana 2K9.mp3

download

movies

SERIGALA TERAKHIR

film karya upi berikutnya yang gw tungguin premiernya,,gw selalu nonton film-film upi sebelumnya,,mulai dari lovely luna,,30 hari mencari cinta,,realita cinta dan rock n roll,,radit dan jani,,dan yang akan dirilis tentu saja serigala terakhir,,"kebengalan" film-film upi dimulai dari realita cinta dan rock n roll,,dan gw yakin serigala terakhir ini bakal lebih bengal dan brutal lagi daripada film-film sebelumnya,,dan semoga saja film ini lolos sensor LSF,,hehe,,amiiinn,,so qt nantikan saja "kebrutalan" dari serigala-serigala hasil kreasi upi ini,,

Story

Disebuah pinggiran Jakarta dengan sekelompok remaja laki-laki tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale, Jarot, Lukman, Sadat, dan Jago. Ale adalah sosok yang paling menonjol diantara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kentara sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup.

Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan keributan. Pada saat itu Ale tampak terdesak karena lawannya menggunakan pisau. Mereka semua berusaha membantu Ale. Sampai akhirnya Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduganya pisau itu tertancap ditubuh lawan, rubuh bersimbahkan darah, dan mati. Seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.

Persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabatpun yang memperdulikannya.
Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale.
Intrik demi intrik pun semakin rumit. Terlebih lagi ketika Jarot menjalin cinta lamanya kembali secara diam-diam dengan Aisya, adik Ale. Keputusan Jarot ini dianggap membahayakan bagi kedua kelompok yang berseteru.

trailer

Minggu, 27 September 2009

idur facts

full name akhmad rudyanto

birthyear 1986

interest photograph,,movies,,(all about art work),,

activities art work,,mempelajari segala sesuatu yang

berhubungan dengan telekomunikasi multimedia,,specially millimeters wave,,

educations TK dharma wanita tirtoyudo kab. malang

SDN tirtoyudo 01 kab. malang

SLTPN tirtoyudo 01 kab. malang

SMU widya dharma turen kab. malang

D3 politeknik negeri malang

S1 institut teknologi sepuluh nopember surabaya

Jumat, 11 September 2009

my gadget

1. my partner in crime
2. my bangsat